Inilah earthrise yang dipotret dari bulan lewat misi Apollo 8 tahun 1968.
Potret ini menunjukan bahwa bumi adalah bulat
Namun, meski bukti otientik sudah ada berupa potret, tetap saja ada yang menyangkalnya. Kelompok yang menyangkal ini menamakan dirinya sebagai penganut flat-earther alias bentuk bumi adalah datar.
Di tempat yang lain, James McIntyre moderator situs diskusi Masyarat Bumi Rata di Inggris memiliki pandangan yang sedikit berbeda. Menurutnya, bumi sedikit banyak seperti piring. Bumi tidak benar-benar rata karena fenomena geologi seperti bukit dan lembah. Diameternya sekitar 24.900 mil. Ketika ditanyakan kepadanya soal bukti-bukti otentik dari NASA tentang bentuk bumi yang bulat, iapun menyangkalnya. "Badan ruang angakasa berkonspirasi secara internasional untuk menipu publik guna mendapat keuntungan besar" ujarnya.
Christine Garwood, pengarang buku Flat Earth: The History of an Infamous Idea, tidak terkejut dengan fakta bahwa kelompok flat-earthers menolak bukti-bukti bahwa planet kita ini bulat. "Inti teori bumi rata sebenarnya adalah teori konspirasi. Wajarlah, kelompok yang percaya bumi rata memandang pendaratan di bulan palsu, demikian juga foto-foto dari ruang angkasa" tulisnya.
Terlepas dari munculnya kelompoj baru yang menamakan dirinya sendiri yaitu flat-earther, sesungguhnya paham atau pendapat yang mengatakan bentuk bumi bulat adalah kelompok yang jauh lebih dominan. Bukti yang diajukan NASA dan mungkin ilmuwan lainnya menjadi hal yang paling kokoh untuk mengatakan bahwa bumi itu bulat, dan hampir seluruh ahli astronomi puluhan tahun belakangan.
Perspektif Al-Qur'an
Lalu, bagaimana Islam memandang hal demikian? Jika kita menengok ke abad 14 yang lalu, berarti jauh-jauh hari sebelum Galileo melemparkan gagasannya, sesungguhnya kita tidak perlu risau soal bentuk bumi. Pasalnya, di dalam Al-Qur'an surat Az-Zumar ayat 5, yang berbunyi:
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ ۖ
يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى
اللَّيْلِ ۖ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ
مُسَمًّى ۗ أَلَا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ
"Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia
menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan
menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu
yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun."
Dalam ayat tersebut, Allah swt menggunakan tanda takwir yang artinya menutup. Dalam kamus Bahasa Arab, kata ini digunakan untuk menggambarkan perkerjaan membungkus atau menutup sesuatu di atas yang lain secara melingkar, sebagaimana surban dipakaikan pada kepala.
Imam At-Thabari menjelaskan dalam tafsirnya bahwa yang dimaksud 'menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam' adalah jika malam datang, siang pergi. Sebaliknya, jika siang datang, malam pun pergi.
Menurut Prof. Harun Yahya, keterangan siang dan malam yang saling menutupi satu sama lain ini berisi penjelasan yang tepat mengenai bentuk bumi, yaitu bulat. Sebab jika bumi datar, tidak akan terjadi pergantian siang dan malah segala teratur.
Ayat yang semakna dengan ayat tersebut terdapat dalam surat Al-Imran ayat 27, yaitu:
تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ
النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ ۖ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ
وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ ۖ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ
حِسَابٍ
"Engkau masukkan malam ke dalam
siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang
hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup.
Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)"
Berkaitan dengan ayat ini, Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud, Mujahid, dan Qutadah mengatakan bahwa antara siang dan malam saling memasuki. Di mana siang waktunya 15 jam lebih panjang daripada malam. Sedangkan malam waktunya 9 jam lebih pendek daripada siang. Ia juga bermaksud antara siang dan malam saling mengganti di mana yang satu hilang langsung diganti lainnya.
Kedua ayat diatas mengisyaratkan bahwa bentu planet itu bulat. Hal ini membuktikan bahwa Al-Qur'an selalu selangkah di depan penemuan-penemuan sains modern masa kini. Setiap kali ada penemuan-penemuan hebat pada setiap abad, ternyata Al-Qur'an sudah menjelaskannya terlebih dahulu.
Maka dari itu, pelajari dan hayati Al-Quran. Lalu temukan maknanya. Sebab, penemuan ilmiah yang luar biasa hebat pada zaman modern ini, kadangkala 'memaksa' Al-Quran untuk membuktikannya. Semakin kita ingin membuktikannya, maka semakin munculkan rasa takjub kita akan kehebatan Al-Qur'an. Betapa Al-Qur'an yang telah diturunkan 14 abad yang lalu, namun masih kontekstual dengan masa sekarang.
Sekian pembahasan dari saya. Wassalamualaikum wr.wb.
Berkaitan dengan ayat ini, Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud, Mujahid, dan Qutadah mengatakan bahwa antara siang dan malam saling memasuki. Di mana siang waktunya 15 jam lebih panjang daripada malam. Sedangkan malam waktunya 9 jam lebih pendek daripada siang. Ia juga bermaksud antara siang dan malam saling mengganti di mana yang satu hilang langsung diganti lainnya.
Kedua ayat diatas mengisyaratkan bahwa bentu planet itu bulat. Hal ini membuktikan bahwa Al-Qur'an selalu selangkah di depan penemuan-penemuan sains modern masa kini. Setiap kali ada penemuan-penemuan hebat pada setiap abad, ternyata Al-Qur'an sudah menjelaskannya terlebih dahulu.
Maka dari itu, pelajari dan hayati Al-Quran. Lalu temukan maknanya. Sebab, penemuan ilmiah yang luar biasa hebat pada zaman modern ini, kadangkala 'memaksa' Al-Quran untuk membuktikannya. Semakin kita ingin membuktikannya, maka semakin munculkan rasa takjub kita akan kehebatan Al-Qur'an. Betapa Al-Qur'an yang telah diturunkan 14 abad yang lalu, namun masih kontekstual dengan masa sekarang.
Sekian pembahasan dari saya. Wassalamualaikum wr.wb.
:) :)) ;(( :-) =)) ;( ;-( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer
BalasHapusAl-quran yang anda kutip justru menyatakan absurd nya teori solar system yang mengatakan Bumi mengelilingi matahar.
BalasHapusPerhatikan :
Di ayata manapun terdapat keterangan pengalihan siang dan malam sama sekali tidak menununjukan bumi ini bulat. Bahkan ayat tersebut menunjukan bahwa Tugas Matahari dan Bulan adalah untuk beredar/bergerak/berkeliling menerangi sinar matahari (jika) siang dan memberi cahaya bulan (jika) jika malam.
Apakah bumi kita melayang-layang dan mengitari matahari diruang (space)? Inilah kelirunya anda dan umumnya umat Islam yg sudah terdoktrin oleh Sain.
Al-quran justru mengatakan Langit dan Bumi sebelum adalah padu. Kemudian Allah memisahkan keduanya. Apa dampaknya dari pemisahan langit dan Bumi? adanya ruang. Maka disitulah matahari, bulan dan bintang diciptakan. Maka Bagaimana SAINS mengatakan Bumi dikatakan melayang-layang di ruang (space)? Tentu ini bertentangan dengan Al-Quran.
Jika Fondasinya salah, maka ini bagai effek domino, artinya pemahaman anda banyak yang salah dan mesti diperbaiki.
Silahkan berkunjung ke sini:
http://bakingbrain.blogspot.co.id/2016/08/benarkah-bumi-mengelilingi-matahari.html
Semoga anda adalah orang yang open mind dan semoga Allah membuka akal sehat anda